Internet Aesthetics Explained: Old Money

a brief explanation of Old Money aesthetics.

Juli 18, 2023

Saat ini Old Money sudah menjadi buzzword. Kata ini umumnya menjelaskan sesuatu yang merepresentasikan kekayaan turun-temurun. Walau begitu Old Money sendiri bukanlah kata baru, melainkan kata lama yang kembali populer di TikTok di beberapa tahun belakangan ini. Setidaknya kata ini sudah dimulai sejak 2021 di kancah TikTok internasional, lalu masuk ke TikTok Indonesia pada 2022, dan masih berlanjut sampai sekarang, 2023.

Meskipun TikTok terkenal dalam menghasilkan tren mikro (tren yang cepat populer dan cepat meredup pula). Saya merasa kalau Old Money bukanlah sekedar Microtrend, melainkan serpihan daripada situsi budaya yang sudah ada.

Sebelum kita masuk ke dalam analisa mendalam, saya ingin menjelaskan apa itu Old Money di TikTok. Tanpa basa-basi lagi, mari kita mulai:

Old Money in TikTok: The Meaning and Philosophy

Old Money, selayaknya aesthetics lain lainnya di TikTok, didasari oleh sesuatu yang menyerupai dan hidup untuk menyerupai, disebut juga dengan romantisasi.

Aesthetic ini berfokus pada romantisasi akan kekayaan yang diwariskan secara turun temurun. Sebagian besar, romantisasi ini berfokus pada Old Money kaum kauskasia (kulit putih), secara spesifik kulit putih Amerika dan Inggris. Sering juga diasosiasikan dengan bangsawan Eropa atau kaum elit Amerika.

What they wear? Old Money Fashion

Fashion Old Money ditunjukkan dalam gaya klasik atau terkadang cenderung mengarah ke gaya preppy tetapi dengan warna yang lebih mute. Beberapa shade warna yang sering ditampilkan berupa coklat, hitam, abu dan putih.

Key Pieces Old Money berupa kemeja button-up, kardigan, sweater cable knit, rok tenis, kemeja polo, loafer, tas kulit, celana lipit dan jam tangan klasik. Sedangkan untuk styling hanya ada satu elemen di aesthetic ini, yakni melingkarkan sweater di sekitar leher.

Foto ini kerap digunakan untuk merepresentasikan aesthetic old-money.

Old-money VS New-Money

Konten fashion old money kerap kali ditampilkan dalam posisi berlawanan dengan konten fashion new money. Terkhususnya logo. Menurut penggemar aesthetic old money, penggunaan logo dinilai sebagai cara yang norak untuk memamerkan kekayaan. Mereka ingin memamerkan kekayaan dengan cara yang ˆdiam-diamˆ. Ini juga dapat dimaknai sebagai tanda penolakan terhadapan ˆloud flexiongˆyang sudah menjadi trend selama dekade terahir ini, sejak fashion yang didominasi oleh streetwear. 

Penolakan terhadap streetwear sangat frontal dalam aesthetic ini. Pada konten yang sudah ada, kerap mereka membandingkan secara gamblang betapa buruknya streetwear atau new money, dengan old money. Misalnya, konten dengan pakaian jaket track, skinny jeans dan sneakers, akan dibandingkan dengan seseorang yang menggunakan kemeja, celana linen dan loafers.

Walaupun begitu, penolakan terhadap logo tidak berlaku pada logo Ralph Lauren. Dikarenakan Ralph Lauren merupakan key brand dalam aesthetic ini. Bahkan beberapa konten visual diambil dari iklan vintage Ralph Lauren.

The Visuals

Sebagian besar estetika old money ditampilkan dalam bentuk foto vintage dan kontemporer. Pada foto vintage ditampilkan berbagai macam warna, sedangkan pada foto kontemporer hanya berfokus pada warna kecoklatan dan hitam. Sering juga ditampilkan berbagai aktivitas seperti tenis, berlayar, berkuda, kriket dan polo. Beberapa benda pun ditampilkan berupa mobil vintage, jam tangan vintage dan patung yunani.


Related Article

  • Internet Aesthetic Explained: Stealth Wealth